PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 08 Januari 2016

Sinopsis Remember Episode 7 Part 2

Jin Woo berada didalam kamar rahasianya, melihat foto Jun Joo dengan anaknya dan sandingkan dengan foto yang tertempel di dinding, tertulis [Saksi 2: Berimigrasi ke Jepang.] Ketika keluar dari ruangan, Dong Ho datang melihat kantor Jin Woo, meminta maaf karena  baru pertama kali datang tapi tak membawa apapun.
Kau adalah pengacara yang sukses, untuk apa kau ke sini?” ucap Jin Woo sinis
Dan kau juga hebat bias menang dalam sidang kemarin. Padahal aku sudah memaksamu berhenti.” Balas Dong Ho
Bagaimana caranya kau bisa menghentikanku sekarang? Saat permintaanku itu diterima....” ucap Jin Woo yakin

Presdir Nam dan Ketua Nam bukanlah lawan yang mudah. Mereka bahkan lebih kuat dari yang pernah kau bayangkan, 4 tahun yang lalu, sidang ayahmu memang tak akan bisa menang. Karena semuanya sudah diatur.” Jelas Dong Ho
Jin Woo mengaku dulu tak bisa melakukan apapun dan pasrah dengan begitu sekarang Dong Ho bisa mendapatkan kekuasaan sekarang hanya karena ayahnya adalah rakyat biasa yang tak memiliki uang. Dong Ho hanya bisa menghela nafas tanpa bisa berkomentar. 


Gyu Man kembali kerumah, menanyakan keberadaan ayahnya. Sek Ahn memberitahu Tuan Nam akan pulang terlambat karena rapat. Gyu Nam mengingat Sek Ahn ingin melaporkan padanya. Sek Ahn memberitahu bahwa Seo Jin Woo sudah tahu rumah wanita itu. Gyu Nam menanyakan siapa wanita yang dimaksud
Karena kesaksian palsu wanita itu kita bisa membuat Seo Jae Hyuk dipenjara.” Jelas Sek Ahn, Gyu Man tak ingin berbelit-belit yang membuatnya binggung.
Bagaimana jika Seo Jin Woo bias menyakinkannya untuk berkata jujur?” kata Sek Ahn
Kalau begitu... Apa Pengadilan itu bisa diterima hanya dengan kesaksian wanita itu?” tanya Gyu Man
Ya, aku kan hanya bilang, "Jika", tapi hanya untuk berjaga-jaga saja.” Kata Sek Ahn
Kalau begitu bunuh dia... Bunuh dia secepatnya!! Kali ini, aku tak mau merepotkan ayahku seperti sebelumnya.” Perintah Gyu Man kejam
Sek Ahn panik mendengarnya, Gyu Man pikir Sek Ahn tak ingin turun tangan langsung, jadi menyarankan bisa menyewa seseorang dan memastikan jangan ada kesalahan. Sek Ahn mengaku tak bisa melakukannya. Gyu Man melirik sinis, Sek Ahn mengatakan bisa melakukan apapun  yang diperintahkan tapi tidak untuk membunuh seseorang. 
Gyu Man mengulangi kalau bukan Sek Ahn yang membunuh tapi menyuruh untuk menyewa seseorang. Sek Ahn tetap saja tak bisa melakukanya. Gyu Man tertawa lalu berdiri dari tempat duduknya dan meminta Sek Ahn menunggu. 

Gyu Man membawa tongkat bambu dan siap memukul Sek Ahn, wajah Sek Ahn makin panik berusaha berbicara agar bisa menyakinkan saksi karena dulu bisa menutup mulutnya dengan uang dan sekarang akan memintanya tinggal di luar negeri saja, Gyu Man melihat Sek Ahn berjalan mundur meminta tak takut dan mendekat padanya. Sek Ahn mendekat dan tangan Gyu Man melayang untuk menamparnya.
Sek Ahn berteriak kesakitan lalu pasrah dipukul oleh Gyu Man untuk melampiaskan marahnya tapi memohon agar tak membunuh orang lagi. Gyu Man maalah makin marah karena dianggap sering membunuh orang dan memberikan pukulan bertubi-tubi di tubuh Sek Ahn. Tangan Sek Ahn memegang kaki Gyu Man, seperti mohon, tapi Gyu Man kembali memukulnya tanpa ampun.
“Kau katakan “Jangan lagi! Jangan lagi! Kau membuat emosi saja. Kau Tamat kau hari ini.” teriak Gyu Man melepaskan jasnya dengan amarah memuncak kembali memukulnya, Sek Ahn sudah tertelungkup dilantai mengaduh kesakitan.
Kau bilang apa tadi? Kau bilang, jangan lagi?” ucap Gyu Man marah karena Sek Ahn tak menjawab pertanyaanya. Sek Ahn memanggil Gyu Man sebagai teman.
Gyu Man tak menganggap Sek Ahn sebagai teman, lalu mengaku sangat lelah dan melangkahi kepala temanya keluar dari ruangan. Sek Ahn hanya bisa mengumpat dengan tertulungkup dilantai. 

Pengadilan Nasional
Hakim Hong sedang berbicara dengan seseorang meminta agar memastikan hal tersebut tak mengangguk kerja mereka. In Ah datang karena Hakim Hong memanggilnya.
Apa kau pikir bisa mengajukan kasus apapun seenaknya?” sindir Hakim Hong, In Ah binggung.
Apa kau masih belum puas gagal dalam 1 kasus? Kau selalu saja menggunakan title jaksamu di sana sini.” Ucap Hakim Hong, In Ah mengerti pasti itu karena marah-marah di penjara.
Kepala, mental Seo Jae Hyuk sedang tidak stabil di penjara....” jelas In Ah yang langsung disela oleh Hakim Hong
Hakim Hong kembali menyindir In Ah adalah jaksa yang egois dalam mengambil langkah dan emosi yang lemah itu tak bisa membuatnya jadi jaksa. Jaksa Tak datang menghadap, Hakim Hong memerintahkan agar mengeluarkan In Ah dari Tim kasus dan juga menyerakan semua berkas kasus 5 tahun lalu pada Jaksa Lee.  Jaksa Tak tak bisa melawan hanya bisa mengangguk mengerti. In Ah hanya bisa melotot diam karena seperti semua sengaja dijauhkan darinya.  

Dua kotak berkas ditaruh diatas meja siap untuk diangkut, Jaksa Tak mengumpat kesal melihat berkas yang dibawa, menurutnya semua kasus ini sudah akan ditutup dan tak ada bukti satupun.  Anak buah Hakim Hong, mengatakan diminta agar Tim Jaksa Hong tidak lupa review semuanya. Jaksa Tak mengerti lalu menyuruh anak buah Hakim Hong keluar.
In Ah meminta agar tak perlu mengkhawatirkanya karena Kasus-kasus itu mungkin bisa dipecahkan oleh tim lain. Jaksa Tak melirik pada In Ah yang membuat semua ini terjadi pada timnya. 

Keduanya minum kopi bersama, In Ah menanyakan pada seniornya, sifat dari Jaksa Hong. Jaksa Tak menceritakan diawali 4 tahun lalu, sidang pembunuhan mahasiswi Seocheon dan setelah kasusu itu sikap Jaksa Hong semakin kerja dan menjadi-jadi.
Sidang di mana seorang detektif mengeluh dengan aturan mereka sendiri. Aigoo.... Sungguh sial.... Orang itu sekarang sudah menjadi Kepala Jaksa! Dan posisinya sudah sangat tinggi sekarang.” Keluh Jaksa tak
Sunbae, aku ingin melakukan penyelidikan ulang atas kasus itu.” Kata In Ah yakin, Jaksa Tak terhenti ketika ingin minum kopi.
Tugas jaksa bukan hanya untuk menangkap siapa penjahatnya, tapi jaksa juga bertugas untuk membuktikan ketidak bersalahan seseorang.” Tegas In Ah
Jaksa Tak yakin Hong Moo Suk pasti tak akan mengijinkannya. In Ah masih percaya kalau Tuan Seo itu  tidak bersalah. Jaksa Tak mengingatkan Kasus itu sudah berakhir jadi tak perlu membuat dirinya kesulitan. In Ah tetap saja ingin melakukan penyelidikan membuktikan Tuan Seo tak bersalah. 

Jin Woo datang menemui anak Jun Joo di depan apartement, Anak Jun Joo mengenali Jin Woo yang datang kemarin, memberitahu Ibunya tak ada di rumah. Jin Woo mengatakan kalau datang untuk meminta ibunya jadi saksi, Anak Jun Joo kaget.
4 tahun yang lalu ibumu telah memberikan saksi palsu atas ayahku.” Jelas Jin Woo, Anak Jun Joo pikir kasus itu sudah selesai.
Tanyakan pada hati nurani ibumu. Sebuah kesalahan saat dia memberikan kesaksian palsu itu. Tolong beritahu dia untuk mempertimbangkannya lagi.” Pinta Jin Woo, tak jauh dari tempatnya berdiri Jun Joo mendengar kata-kata Jin Woo dan ketika saling berpapasan Jin Woo berpura-pura tak mengenalnya. 

Joo il kaget melihat beberapa petinggi yang sudah tua berlutut dan mengangkat tangan di ruangan Gyu Man, lalu Gyu Man menyuruh semuanya menurunkan tangan dan mengingatakan tugas yang sudah diberikanya setelah itu menyuruhnya keluar. Joo Il benar-benar tak menyangka Gyu Man begitu berani dengan orang-orang yang lebih tua darinya. Gyu Man melihat Joo il yang datang menyuruhnya untuk duduk.
Pengacara Park sering bercerita tentang padaku. Kau sangat membantu dalam kasus Wakil Presdir.” Kata Gyu Man, Joo Il pikir sudah pasti  karena itu adalah perintah ketua.
Kau sudah membantu ayahku, jadi kau harus membantuku juga. Aku ingin meminta bantuanmu. Pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh bawahanku. Pasti akan sangat membantu jika kau yang melakukannya.” Ucap Gyu Man
Kalau begitu, kita anggap saja aku tak menemui anda hari ini.” kata Joo il menolak dan berdiri
Jadi, apa aku harus menggunakan Pengacara Park lagi? Jika kau tak mau membantuku... Pengacara Park sudah seperti anakmu sendiri Jadi, apa kau mau anakmu itu yang kuminta untuk melakukan tugas ini?” ucap Gyu Man mengancam, Joo il sempat terhenti mendengar nama Dong Ho kembali disangkut pautkan dengan perintah Gyu Man
Pegangan kalian di sini hanyalah sebuah es yang sangat tipis, dan jika orang yang bisa mematahkan es itu hanya aku. Jangan kau lupa itu.” Tegas Gyu Man, Joo Il hanya bisa diam dengan wajah tegang. 

Sek Ahn mendatangi Sang Ho diruang perpustakaan, Sang Ho kaget melihat Sek Ahn babak belur dan menduga Nam Gyu Man memukulnya lagi, lalu bertanya apa yang digunakanya sekarang. Sek Ahn mengatakan dipukul Dengan tongkat bambu. Sang Ho kaget dan melihat Sek Ahn itu hanya pasrah saja dipukul terus menerus, tapi dirinya tak tahan lagi ingin menemui Gyu Man, Sek Ahn menahanya.
Jangan, hyung! Jika kau ke sana, kau hanya kena pukul juga.” Kata Sek Ahn
Benar juga. Dia pasti akan memukul juga dan Aku pasti tak akan bisa melawan.” Ucap Sang Ho menyadarinya.
Temperamen Gyu Man tidaklah tinggi. Tapi, kepribadiannya yang bermasalah. Dia sudah gila. Arrgghhh... Jika saja aku bisa melawannya!” teriak Sek Ahn kesal,
Sang Ho hanya bisa meminta maaf karena tak bisa membantunya lalu memberikan sesuatu ke tanganya, Sek Ahn ingin menolak tapi akhirnya menerimanya. Setelah Sang Ho pergi, ia melihat ternyata bukan uang tapi kupon dengan 10 cap kopi untuk mendapatkan minuman gratis. 

Joo Il pergi ke sebuah tempat dengan ruko yang sudah tutup dan masuk ke toko tempat menjual jam. Seorang pria melihat kedatangan Joo Il melepaskan kaca pembesar dimatanya. Joo il berbisik sengaja datang untuk memperbaiki jam tangannya, lalu memberikan amplop berisi uang dan memperingatkan agar tak melakukan kerusakan lagi. Pria itu melihat foto Jun Joo dengan anaknya yang sedang berjalan, ditangannya terlihat tatto kalajengking.

Jun Joo sedang merapihkan pakaian cucunya dengan sang anak, terdengar suara bel rumah lalu membuka pintu. Matanya melotot kaget melihat Sek Ahn datang kerumahnya, keduanya lalu pindah ke dalam mobil.
Kau bertemu dengan Seo Jin Woo, 'kan?” kata Sek Ahn, Jun Joo terlihat gugup.
Kau tak boleh terlibat lagi. Jika kau tak ingin cucumu berada dalam bahaya, mengerti?” ucap Sek Ahn mengancam, Jun Joo pun hanya bisa diam dengan wajah ketakutan. 

Jin Woo kembali melihat berkas-berkas tentang ayahnya diruang rahasia, terlihat sangat jeli dan juga mendalam. In Ah juga melakukan hal yang sama kalau ia akan mengeluarkan Tuan Seo dari penjara.
Setelah lelah Jin Woo berbaring di kursi tapi matanya tak bisa terpejam, kembali mengingat kenangan dengan ayahnya.

Flash Back
Tuan Seo berteriak memanggil anaknya agar mencabut ubanya, Jin Woo meminta upah Sehelainya 1000 won. Tuan Seo langsung setuju dengan candaan anaknya. Jin Woo melihat uban ayahnya kemarin ada 15 tapi sekarang sudah 22. Tuan Seo tak percaya anaknya bisa mengingat itu semua.
Jin Woo berjanji akan membelikan pewarna rambut besok. Tuan Seo menolak menurutnya Pria yang punya uban itu artinya sudah mapan, seperti Mapan dengan pengalaman. Jin Woo mengoda ayahnya kalau tak usah dicabut saja ubanya, Tuan Seo mengeluh ia akan kehilangan 22ribu won nanti, Jin Woo pun hanya meminta 10rb won saja sebagai bayarannya, Tuan Seo setuju. Akhirnya Jin Woo mencabut uban ayahnya dengan pinset.
Jin Woo memikirkan ayahhnya sambil mengenggam terus kalung dengan bandul cincin ditanganya.

Jin Woo memberikan sebuah kotak pada penjaga, hanya dengan merabanya si penjaga menemukan amplop agar bawaan Jin Woo bisa masuk ke penjara. Lalu membahas tentang keributan yang dibuat pacarnya. Jin Woo binggung siapa pacar yang dimaksud.
Jaksa wanita itu. Setelah dia menemui ayahmu, dia menemui Kepala Tahanan dan Dia galak sekali” cerita si penjaga, Jin Woo bisa tahu wanita yang dimaksud itu adalah In Ah. 


Sekotak makanan lengkap diberikan pada ayahnya, Tuan Seo tak ingat menanyakan “Apa kita pernah bertemu?”. Jin Woo kembali memperkenalakan diri sebagai pengacaranya. Tuan Seo mengerti lalu menanyakan kembali untuk apa membawa makanan itu padanya.
Aku sudah mengajukan permintaan pengadilan ulang Dan makanan ini hanyalah hadiah saja.” Kata Jin Woo
Umm... tapi... apa tidak masalah aku makan makanan seperti ini?” tanya Tuan Seo khawatir. Jin Woo mengatakan tak masalah, Tuan Seo pun mengucapkan terimkasih dan makan dengan lahap
Makanan ini sungguh sesuai dengan seleraku.” Ungkap Tuan Seo, Jin Woo melihat ayahnya makan lahap meminta agar tak terburu-buru nanti takut tersedak.
Pak Pengacara... Apa aku bisa bertanya sesuatu?” kata Tuan Seo, Jin Woo pun mempersilahkan dan akan berusaha menjawab semua pertanyaannya.
Um, baiklah... aku... Orang seperti apa aku ini?  Tempat ini seperti bukan tempat bagi manusia. Aku bukan manusia yang bernama Seo Jae Hyuk. Mereka hanya memanggilku "3729" dan "Si Pembunuh." Sepertinya, selamanya aku akan diingat sebagai seorang pembunuh. Aku bahkan tak tahu aku ini orang yang seperti apa.” Cerita Tuan Seo, Jin Woo tertunduk menahan air matanya, Tuan Seo pikir tak seharusnya menanyakan pertanyan konyol seperti itu
Satu hal yang pasti yang bisa aku katakan. Seo Jae Hyuk, anda adalah ayah terbaik di dunia.” Kata Jin Woo, Tuan Seo tak percaya dirinya itu memiliki anak.
Jika begitu, aku ingin menitip pesan untuk anakku. Katakan padanya, bahwa tiap hari aku selalu merindukannya.” Kata Tuan Seo, Jin Woo mengangguk dengan menahan air matanya. 

Anak Jun Joo menelp memberitahu ibunya akan pulang telat dan berjanji membawakan ayam rebus untuk ibunya. Jun Joo memuji anaknya yang baik, dibelakang terliat seorang pria masuk ke dalam rumah tanpa berusaha, ditanganya ada tatto kalajengking dan mengeluarkan sebuah tali dari jamnya. 

Kantor Jaksa
In Ah kembali bertemu dengan Dong Ho dilorong, langsung mengatakan mereka akan bertemu lagi di sindag dan Jin Woo pasti sudah memberitahunya, dengan kebenaran yang disembunyikan Dong Ho selama 4 tahun akan terungkap.
Nona Jaksa... menurutmu apa arti Kebenaran itu? Kebenaran adalah sesuatu yang ditentukan oleh siapa yang lebih berkuasa. Tak ada kebenaran di dunia ini yang tak bisa diubah-ubah.” Jelas Dong Ho
Apanya yang tak berubah? Ayah Jin Woo tidak bersalah, dan itulah kebenarannya.” Balas In Ah
Jika begitu maumu, jangan hanya bicara tapi buktikan dengan kekuatanmu itu. Karena begitulah hidup.” Tegas Dong Ho lalu pamit pergi, Jin Woo mendengar pembicaraan keduanya, In Ah kaget ketika akan pergi melihat Jin Woo sudah didepanya. 

Keduanya bertemu di ruang tunggu, Jin Woo membahas tentan In Ah yang menemui ayahnya dan membuat keributan, In Ah kaget berpikir Jin Woo sengaja datang hanya ingin mengatakan itu saja, Jin Woo hanya menatap dengan sedikit senyuman. In Ah akhirnya mengaku menemui ayah Jin Woo.
Ayahku mungkin terkejut melihatmu karena selama ini hanya aku yang menemuinya.” Ucap Jin Woo dengan senyuman
Aku tak tahu bahwa sakitnya parah. Jika ayahmu bisa melakukan layanan kesehatan bagi para tahanan...” kata In Ah disela oleh Jin Woo
Sudah ribuan kali aku mengajukannya tapi hasilnya nihil. Orang yang punya kekuasaan memang kuat.” Jelas Jin Woo
In Ah mengerti orang-orang itu bebas dari hukuman tapi ayah Jin Woo  perlu perawatan. Jin Woo pikir dengan persidangan ulang sebagai jawaban dan membebaskan ayahnya, menurutnya Hanya itu caranya lalu mengucapakan terimkasih karena sudah mengunjungi ayahnya.
Pesan masuk ke dalam ponsel Jin Woo Jika kau ke rumah anakku sekarang, aku akan memberitahu semuanya. Membaca pesan dari Jun Joo, Jin Woo langsung bergegas pergi. 

Jin Woo berlari ke rumah Jun Joo, melihat pintu rumah terbuka lalu perlahan masuk ke dalam. Jun Joo sudah tak sadarkan diri dilantai, terlihat ada bekas jeratan di leher korban dan ia berusaha memeriksa hembusan nafas Jun Joo. Beberapa orang masuk ke dalam, Han Soo si detektif gadungan, berpura-pura kaget melihat Jin Woo ada di TKP.
“Apa Kau membunuh seseorang?” sindir Hang Soo lalu menyuruh anak buahnya untuk segera menangkapnya. Jin Woo berjalan mundur melihat kebelakang adalah kaca jendela. 

Jin Woo langsung menembus kaca jendela dan terjatuh dengan tangan sedikit terkilir, Han Soo ingin menembak tapi sepertinya takut sasaran mengenai orang disekitarnya akhirnya menyuruh anak buahnya segera mengejarnya. Jin Woo berlari di lorong gang sempit dan Han Soo dan beberapa anak buah berusaha mengejarnya.
Han Soo sempat melihat Jin Woo berada didepanya, Jin Woo berusaha menghalangi dengan menjatuhkan meja dan kotak minuman, ketika dipertigaan sempat bertabrakan dengan pengendara sepeda. Jin Woo ingin menolong tapi Han Soo sudah terlihat akhirnya memilih untuk pergi. Han Soo kehilangan Jin Woo membagi tugas, ternyata Jin Woo bersembunyi dibalik mobil pick up. 

Sang Ho sedang makan kaget melihat TV karena mengenali wajah Jin Woo ada di TV. Dong Ho melihat berita di TV, dengan gambar Jin Woo dan korban dibawa polisi ke dalam ambulance.
Sore ini di Perumahan Jung San Dong, seorang wanita berusia 50 tahun ditemukan tewas. Polisi mengatakan bahwa kemungkinan tersangkanya adalah Seo Jin Woo. Seo Jin Woo langsung kabur polisi datang ke TKP. Dia kabur dari kejaran polisi dan belum ditemukan.
In Ah sedang makan dikantin mendengar berita Jin Woo berusaha menelp tapi ponselnya tak aktif, akhirnya memilih untuk meninggalkan kantin. Yeo Kyung yang menonton hanya melonggo mendengar berita Jin Woo, seperti tak percaya dengan dugaan kalau Jin Woo itu pembunuh. 

Han Soo mengedor pintu kantor Jin Woo dan meminta agar membukanya, didalam Manager Yoon dan Pengacara Song panik mencoba menelp Jin Woo tapi ponselnya tak aktif. Akhirnya Han Soo dkk memecahkan kaca pintu lalu menerobos masuk, Pengacara Song memarahi dengan Han Soo masuk begitu saja ke dalam kantor.
Cepat bawa dia ke kantor polisi dan temukan bukti apapun itu.” Perintah Han Soo, semua anak buahnya memeriksa ruangan untuk menemukan bukti.
Apa kalian gila? Jika yang bersangkutan tidak ada, maka walinya lah yang memberi ijin. Beraninya kalian menentang hukum di depan pengacara?” teriak Pengacara Song tak terima
Manager Yoon melihat polisi ingin mengeser lemari, lalu berteriak ia yang akan mewakilinya dan mengajak semuanya ke kantor polisi. Pengacara Song kaget mendengarnya, Manager Yoon menarik Pengacara Song agar segera ke kantor polisi untuk menghindari pengeledahan. Pegacara Song terus mengoceh karena mereka itu punya alibi dan tak harus pergi ke kantor polisi. 

Jin Woo dibalik dinding melihat Manager Yoon dan polisi keluar dari kantor, setelah itu masuk ke dalam ruang rahasia dan melihat buku berisi Usb masih tersimpan rapih dan memasukan ke dalam tas. In Ah masuk ke dalam kantor melihat rak buku yang terbuka, Dong Ho menaiki tangga akan masuk ke dalam kantor Jin Woo.
In Ah meliha Jin Woo yang sedang memasukan semua barang ke dalam tas, Jin Woo kaget melihat In Ah masuk ke ruangan rahasianya. In Ah melihat sekeliling ruangan dan juga pohon keluarga Nam yang sangat detail dengan potongan artikel dari koran.
Jadi, selama ini kau... Dan berita apa itu?” kata In Ah
Sepertinya aku... telah jatuh ke dalam perangkap yang dibuat Nam Gyu Man.” Akui Jin Woo jujur dengan mata berkaca-kaca

Dong Ho berjalan ke pintu yang sudah pecah lalu masuk ke dalam, In Ah mendengar suara kaki melangkah masuk, buru-buru keluar dari ruangan dan sengaja menutupnya. Dong Ho melihat In Ah yang sedang melihat sekeliling.
Kenapa kita selalu saja bertemu, Nona Jaksa.” Sapa Dong Ho
Sepertinya kau juga sudah mendengar berita itu dan langsung ke sini.” Balas In Ah sinis
Di mana Jin Woo?” tanya Dong Ho, Jin Woo terlihat tegang berpikir In Ah nanti akan memberitahu atau Dong Ho bisa menemukanya dan menyerahkan pada polisi. 
bersambung ke episode 8 


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar: